Filsafat Pemikiran Al-Kindi

 Filsafat Pemikiran Al-Kindi

Filsafat Islam pertemuan 4 tanggal 28 September 2022 Hasil Diskusi dari Kelompok 2


Oleh: Asnaura

NIM: 11210511000002

Dosen Pengampu: Drs. Study Rizal LK. M. Ag.

Jurnalistik 3A

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abu Yusuf Ya'qub Ibnu Ishaq Ibnu as-Sabbah Ibnu Imran Ibnu Ismail al-Ash'ats Qais al-Kindi adalah filsuf muslim pertama. Al-Kindi dikenal sebagai Bapak Filsafat Arab karena beliau merupakan salah satu filsuf yang karya-karyanya banyak di hasilkan. Kindah merupakan salah satu Suku Arab besar pra Islam. Kakeknya, al-Ash'ats ibnu Qais memeluk Islam dan dianggap sebagai sahabat nabi Muhammad SAW. Ayahnya, Ishaq as-Sabbah, seorang Gubernur kufah di masa Abbasiyah pimpinan Al Mahdi, Al Hadi, dan ar-rasyid. Tidak ada informasi pasti mengenai waktu kelahiran al-Kindi. Para ahli memperkirakan kelahirannya sekitar tahun 185 H/801 M, yaitu dasawarsa sebelum khalifah Harun ar-Rasyid meninggal. Ayahnya wafat ketika al-Kindi masih kanak-kanak, namun ia tetap mendapatkan kesempatan menuntut ilmu dengan baik di Basrah dan Baghdad serta dapat bergaul dengan para pemikir Islam terkenal masa itu. Kebetulan saat itu Dinasti Abbasiyah sedang mengalami masa-masa kejayaan dan perkembangan dalam dunia intelektual khususnya paham mu`tazilah.

Al Kindi lahir pada masa Abbasiyah dalam suasana intelektual dan Sosio-Politik yang dinamis. Kekuatan militernya berpengaruh sampai pantai bosporus yang ditopang oleh infrastruktur yang menyatukan semua kawasan. Buku-buku ilmu pengetahuan mudah didapat, dan Bait Al Hikmah berperan sebagai pusat kegiatan intelektual dan penerjemahan. Kegairahan pemerintah tercermin dari besarnya imbalan sebuah karya terjemahan yaitu emas seberat buku yang diterjemahkan.

Di antara cabang keilmuan yang dikuasai al-Kindi dan diakui oleh dunia hingga saat ini antara lain ilmu kedokteran, aljabar (matematika), ilmu falak, filsafat, semantik, dan bahasa, geometri, astronomi (planet), farmakologi, ilmu jiwa, optika, politik, spiritualistik, metafisika, musik, dan bahkan ia juga dikenal sebagai penulis lagu. Karya-Karya Al-Kindi antara lain Fi Al-Falsafat Al Ula, Al Hassi’ ala Ta'allum Al-Falsafat, Risalat ila al-ma'mun fi al-illat wa ma'lul, Risalat Fi Ta’lif Al-a’dad, Kitab al falsafat al-dikhilat wa al-masa’il al-manthiqiyyat wa al-mu’tashah wa ma’ fauqa al-thabi’iyyat, Kammiyat kutub Aristoteles dan Fi al-nafs.

Pemikiran Al-Kindi

A.    Falsafah Ketuhanan

Sebagaimana halnya dengan filsuf-filsuf Yunani dan filsuf-filsuf Islam lainnya, Al-Kindi selain filsuf juga ahli ilmu pengetahuan. Menurutnya pengetahuan terbagi dalam dua bagian:

1.     Pegetahuan Ilahi (Divine Science), sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an yaitu pengetahuan yang langsung diperoleh Nabi dari Tuhan. Dasar pengetahuan ini ialah keyakinan.

2.     Pengetahuan Manusiawi (Human Science) atau falsafat. Dasarnya ialah pemikiran (ratio-reason).

Tuhan dalam falsafah Al-Kindi tidak mempunyai hakikat dalam arti aniah atau mahiah. Tidak aniah karena Tuhan tidak termasuk dalam benda-benda  yang ada dalam alam, bahkan Ia adalah pencipta alam. Ia tidak tersusun dari materi dan bentuk. Juga Tuhan tidak mempunyai hakikat dalam bentuk mahiah karena Tuhan tidak merupakan genus atau spesies. Tuhan hanya satu, dan tidak ada yang serupa dengan Tuhan.

B.    Filsafat Jiwa

Menurut Al-Kindi, roh tidak tersusun secara simple,sederhana tetapi mempunyai arti penting,sempurna, dan mulia. Substansinya berasal dari substansi Tuhan. Hubungannya dengan Tuhan sama dengan hubungan cahaya dengan matahari. Menurut Al-Kindi jiwa bisa menentang keinginan hawa nafsu. di dalam jiwa manusia terdapat 3 daya:

·       daya bernafsu (al-quwwat al-syahwaniyyat)

·       daya marah (al-quwwwat al-ghadabiyat)

·       daya pikir (al-quwwat al-'aqliyyar)

C.    Filsafat Alam

Di dalam risalahnya yang berjudul al-Ibanat’an al-Illat al-Fa’ilat al-Qaribat fi Kawn waal-Fasad, pendapat al-Kindi sejalan dengan Aristoteles bahwa  benda  di  alam  ini  dapat  dikatakan  wujud  yang  aktual  apabila terhimpun empat illat, yakni:

1)    al-Unshurriyyat (materibenda)

2)    al-Shuriyyat (bentuk benda)

3)    al-Fa’ilat (Pembuat benda, agent)

4)    dan al-Tamamiyat (manfaat benda)

Al-Kindi berkesimpulan bahwa alam semesta ini pastilah terbatas dan ia menolak secara tegas pandangan Aristoteles yang mengatakan bahwa alam semasta tidak terbatas atau Qadim. Akan tetapi al-Qur’an tidak menginformasikan tentang proses penciptaannya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Guru Nasional dalam Gagasan Kaum Muda Millenial

Pandangan Mengenai Filsafat Islam

Hayy Bin Yaqqzan Ibnu Thufail