Filsafat Pemikiran Ikhwan al-Safa

Filsafat Pemikiran Ikhwan al-Safa
Filsafat Islam pertemuan 9 tanggal 2 November 2022 Hasil Diskusi dari Kelompok 7

Oleh: Asnaura

NIM: 11210511000002

Dosen Pengampu: Drs. Study Rizal LK. M. Ag.

Jurnalistik 3A

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ikhwan al-Safa adalah perkumpulan para mujtahididin dalam bidang filsafat yang banyak memfokuskan perhatiannya dalam bidang dakwah dan pendidikan. Perkumpulan ini berkembang pada abad kedua Hijriyah di kota Bashrah, Irak. Organisasi ini antara lain mengajarkan tentang dasar-dasar agama Islam yang didasarkan pada persaudaraan islamiyyah (ukhuwwah Islamiyyah), yaitu suatu sikap yang memandang iman seorang Muslim tidak akan sempurna kecuali ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Sebagai sebuah organisasi ia memiliki semangat dakwah dan tabligh yang amat militan dan kepedulian yang tinggi terhadap orang lain. Semua anggota perkumpulan ini wajib menjadi guru dan mubaligh terhadap orang lain yang terdapat di masyarakat. Disinilah letak relevansinya berbicara Ikhwan al-Safa dengan pendidikan.

Ikhwan As-Shafa’ menghasilkan  -sebagai magnum opus (masterpiece) yang terhimpun ke dalam sebuah kumpulan tulisan yang terdiri dari 52 risalah dengan keluasan dan kualitas  beragam yang mengkaji subjek-subjek berspektrum luas yang merentang dari musik sampai sihir. Tekanannya bersifat amat didaktik, sedangkan kandungannya sangat elektrik. ini memberikan cerminan pedagogis dan kultural zaman mereka serta beragam filsafat dan kredo masa itu. Rasail dibagi menjadi 4 bagian utama; 14 terfokus pada ilmu matematis, 17 membahas ilmu kealaman, 10 berhubungan dengan ilmu psiklogis dan intelektual, dan 11 mengakhiri empat jilid edisi Arab terahir dengan memusatkan perhatian pada apa yang disebut metafisika atau ilmu teologis.

Pemikiran Ikhwan As-Shafa

·       Filsafat Alam

Ikhwan As-Shafa’ juga menganut paham penciptaan alam oleh Tuhan melalui cara emanasi. namun, paham emanasi mereka berbeda dengan paham emanasi Al-Farabi. Menurut paham emanasi mereka, Tuhan memancarkan akal universal atau akal aktif. Akal univeral memancarkan jiwa universal. Jiwa universal lalu memancarkan materi pertama, yaitu bentuk dan jiwa dan dari materi yang pertama, yaitu bentuk dan jiwa dan dari materi  pertama, muncul tabiat-tabiat yang menyatu dengan jiwa. Jiwa universal dengan bantuan akal universal menggerakkan materi pertama sehingga mengambil bentuk yang memilikki dimensi panjang, lebar dan tinggi.

·       Filsafat Angka

Ikhwan al- Shafa membagi bilangan menjadi dua kelompok, faktor yakni “satu” dan seri yakni “mulai dari dua sampai tak terhingga”. Satu merupakan kesatuan mutlak, tidak bisa dibagi tidak dapat diperkecil dan tidak dapat di perbesar. Semua bilangan berasal dari satu, dua terbentuk dengan cara mengulangi satu dua kali, bilangan-bilangan lainnya dibentuk dengan menambahkan satu, jadi karakter satu itu merupakan faktor bagi setiap bilangan berikutnya.  Akrobatisme yang lihai ini tidak pelak lagi membuahkan statemen berikut ini, yakni statemen yang separuh bersifat teologis dan yang satu bersifat metafisik, karena pada hakikatnya satu itu berbeda dari segala bilangan yang berasal daripadanya, maka yang Satu (Tuhan) pun tidak sama dengan atau berbeda dari segala wujud (makhluk) yang berasal dari Dia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Guru Nasional dalam Gagasan Kaum Muda Millenial

Pandangan Mengenai Filsafat Islam

Filsafat Pemikiran Ibnu Miskawaih